Breaking News

Main Menu

Contoh Soal Tap Universitas Terbuka Bandung

воскресенье 24 февраля admin 88
Contoh Soal Tap Universitas Terbuka Bandung 8,7/10 3772 votes

Mta Script Araba Scriptleri Freeroam Server paketleri Indir. (United Play Gaming). (114 ORIGINAL CIT Scripts) 14.6MB Download. Mta role play scripts for kids.

(Udin Saripudin, 1994; 78 ) beberapa contoh model pembelajaran diantaranya adalah: Model Lecturing, Model Role Playing, Model VCT, Model Inkuiri, dan lain – lain.

Bagi mahasiswa FKIP UT, Tugas Akhir Program (TAP) merupakan evaluasi akhir program yang harus diikuti semua mahasiswa progrm S-1 yang telah menempuh sejumlah mata kuliah tertentu yang dipersyaratkan. Mata kuliah yang dipersyaratkan bagi mahasiswa UT S-1 yang akan menempuh TAP antara lain, telah lulus mata kuliah bidang keilmuan, kependidikan, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mata kuliah yang dipersyaratkan tersebut merupakan mata kuliah yang dapat memberi dan menambah wawasan keilmuan dan profesi keguruan kepada mahasiswa guna meningkatkan profesionalitas mahasiswa tersebut sebagai guru di masa depan. Untuk mencapai harapan tersebut, ujian TAP disusun dengan mempertimbangkan pelibatan pola pikir pemecahan masalah. Pola pikir ini, menuntut mahasiswa berpikir secara komprehensif berdasarkan teori yang telah dipelajari dan memperbandingkan teori tersebut dengan pengalaman sehari-hari dalam konteks kelas yang dibinanya. Dengan berpikir komprehensif dengan cara membandingkan antara pemahaman teoretis dan pengalaman praktis, diharapkan ditemukan jawaban logis atas masalah dan kasus yang dihadapi dalam kelas nyata binaannya.

Wujud kongretnya adalah mahasiswa mampu mengerjakannya dengan menggunakan cara berpikir ilmiah, logis, dan sistematis. Berbeda dengan ujian UKT, ujian TAP di samping menuntut mahasiswa menggunakan model pemecahan masalah, juga menuntut mahasiswa menggunakan model peneliti Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dalam menyelesaikan soal. Peneliti PTK menggunakan model pemecahan masalah untuk menyelesaikan kasus pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memperbaiki mutu teknis dan hasil pembelajaran.

Dengan demikian diharapkan, pemanfaatan cara berpikir peneliti PTK untuk menghadapi ujian TAP, mendorong mahasiswa (yang nota bene adalah guru) berlatih menggali dan menemukan suatu formula pemecahan masalah kasuistik, dengan asumsi formula pemecahan masalah kasuistik tersebut memberikan harapan munculnya perbaikan mutu teknis dan hasil pembelajaran. Sehingga ke depan, kasus pembelajaran yang ditemukan mahasiswa peserta TAP dalam praktik pembelajaran sehari-hari di kelas binaannya, diharapkan dapat diselesaikan secara kreatif dan inovatif; dengan menelorkan suatu model perbaikan mutu pembelajaran yang memberikan harapan munculnya mutu teknis dan hasil pembelajaran yang lebih baik. Namun karena PTK merupakan hal baru dalam dunia kependidikan, maka para mahasiswa yang akan menempuh TAP dan ujian TAP perlu dibekali berbagai hal terkait dengan karakteristik PTK. Oleh karena itu, paper kecil ini dibuat sebagai bahan panduan diskusi mahasiswa S-1 PGSD yang akan menempuh TAP dan ujian TAP. Arah pembicaraannya mengacu pada pertanyaan-pertanyaan sebagai beikut, (1) apa sajakah kemungkinan permasalahan (kasus) pembelajaran yang dihadapi, (2) apa sajakah alternatif pemecahan yang mungkin dapat dipakai untuk masalah tersebut, (3) bagaimanakah kekuatan dan kelemahan alternatif pemecahan yang mungkin tersebut, dan (4) alternatif manakah yang terbaik untuk pemecahan kasus yang ditemukan tersebut. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dapat ditelusuri dari hakikat kinerja PTK itu sendiri.

PTK pada hakikatnya merupakan penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya binaannya sendiri. Dalam PTK guru harus melakukannya dengan merefleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru. Dengan membaiknya kinerja guru diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat (Wardani, 2002: 1.4). Dengan kata lain, PTK dilakukan guru di kelasnya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan harapan ditemukan model perbaikan pembelajaranya. Dengan demikian, ke depan diharapkan kinerja guru dalam pembelajaran yang dibinanya menjadi lebih baik, yang pada gilirannya akan mengangkat hasil pembelajaran itu menjadi lebih baik.